Proses Berpikir tentang permasalahan Gizi
1. Timbul
rasa sulit
Mengapa stunting masih terjadi pada anak di Indonesia, bahkan di
beberapa provinsi di Indonesia jumlahnya meningkat hingga 50% pada tahun
2008. Berdasarkan data
Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007 dan 2010 kejadian stunting pada
balita di Indonesia masih sangat tinggi, yaitu 36.8% (18.8% sangat pendek dan
18.0% pendek) pada tahun 2007 dan 35.6% (18.5% sangat pendek dan 17.1% pendek)
pada tahun 2010 atau lebih dari sepertiga balita di Indonesia.
2. Definisikan
rasa sulit dalam bentuk permasalahan
Sulitnya
mengatasi
permasalahan stunting di Indonesia karena beberapa faktor yang mempengaruhi.
Berbagai program telah dijalankan pemerintah dalam mengatasi permasalahan ini
tapi sampai sekarang kejadian stunting masih dialami oleh anak di Indonesia.
-
Apa pengertian Stunting?
-
Apakah
faktor penyebab utama dalam permasalahan stunting di Indonesia?
3. Kemungkinan
pemecahan berupa reka-reka, hipotesis, dan teori
Teori :
Pendek (stunting) adalah suatu keadaan tubuh yang tidak
sesuai dengan ukuran tinggi tubuh yang sebenarnya dengan standar pada umur
tersebut. WHO menginterpretasikan, tingginya prevalensi pendek (stunting)
menunjukkan kekurangan asupan makanan bergizi, tingginya angka kesakitan akibat
penyakit infeksi atau kombinasi dari kedua keadaan tersebut (feri, 2005:2).
Pendek (stunting) adalah suatu keadaan tubuh yang tidak
sesuai dengan ukuran tinggi yang sebenarnya sesuai dengan standar pada umur
tertentu dan berdampak negatif terhadap anak yang menderita stunting tersebut,
seperti kerewelan, frekuensi menangis yang meningkat, tingkat aktivitas yang
rendah, jumlah dan entusiasme untuk bermain dan mengeksplorasi lingkungan yang
lebih kecil, komunikasi yang lebih jarang, efek yang tidak begitu gembira,
serta cenderung untuk berada dekat ibu serta menjadi lebih apatis (Gibney,
2009:305).
Stunting disebabkan oleh beberapa faktor
penyebab seperti kurangnya asupan ibu pada saat hamil, pola asuh yang tidak
tepat. Menurut beberapa penelitian, kejadian stunted pada
anak merupakan suatu proses kumulatif yang terjadi sejak kehamilan, masa
kanak-kanak dan sepanjang siklus kehidupan.
Faktor gizi ibu sebelum dan selama
kehamilan merupakan penyebab tidak langsung yang memberikan kontribusi terhadap
pertumbuhan dan perkembangan janin. Ibu hamil dengan gizi kurang akan
menyebabkan janin mengalami intrauterine growth retardation (IUGR), sehingga
bayi akan lahir dengan kurang gizi, dan mengalami gangguan pertumbuhan dan
perkembangan.
Anak-anak yang mengalami hambatan
dalam pertumbuhan disebabkan kurangnya asupan makanan yang memadai dan penyakit
infeksi yang berulang, dan meningkatnya kebutuhan metabolik serta mengurangi
nafsu makan, sehingga meningkatnya kekurangan gizi pada anak. Keadaan ini
semakin mempersulit untuk mengatasi gangguan pertumbuhan yang akhirnya
berpeluang terjadinya stunted (Allen and Gillespie, 2001).
Pola asuh adalah berupa sikap dan perilaku ibu atau
pengasuh dalam hal memberi makan, kebersihan, memberi kasih sayang dan
sebagainya. Semua hal tersebut berhubungan dengan keadaan ibu dalam hal
kesehatan fisik dan mental (Soekirman 2000:19).
Pola asuh adalah perlakuan orang tua dalam rangka
memenuhi kebutuhan, memberi perlindungan dan mendidik anak-anak dalam kehidupan
sehari-hari. Pola asuh merupakan cara pengasuhan anak yang merupakan kegiatan
dalam usaha memelihara, membimbing, membina dan melindungi anak dalam
memberikan makanan anaknya untuk kelangsungan hidup, berkembang dan mencapai
pertumbuhan yang serasi, selaras dan seimbang baik fisik maupun mental. dengan
pola asuh yang baik maka pemberian makanan kepada anak dapat dilakukan dengan
baik, asupan yang baik dari sejak bayi dapat mencegah terjadinya stunting pada
anak.
Pola asuh terhadap anak merupakan salah satu yang
mempengaruhi kejadian stunting pada anak balita, adapun pola suh yang dimaksud
adalah tentang pola asuh makan anak. Dengan pola asuh yang baik konsumsi
makanan anak akan ikut berpengaruh baik dibandingkan dengan anak yang pola
asuhnya tidak baik.
Hipotesa :
Terdapat pengaruh kurangnya asupan ibu pada saat hamil dan
pola asuh ibu terhadap kejadian stunting pada anak.
4. Ide
pemecahan secara rasional dengan mengumpulkan bukti-bukti
a.
Penyuluhan kepada ibu hamil tentang pencegahan stunting pada
anak.
b.
Menerapkan
dengan baik program gerakan 1000 hari pertama kehidupan untuk mencegah
terjadinya stunting pada anak di indonesia.
c.
Pemantauan
status gizi ibu pada saat hamil secara berkala.
Bukti-bukti
yang diperoleh: Masyarakat
khususnya ibu hamil akan lebih
mudah memahami bila informasi tersebut disampaikan secara
langsung melalui media penyuluhan.
Program 1000 Hari Pertama Kehidupan yang telah dicanangkan pemerintah jika
dapat berjalan dengan baik dapat memberikan perbaikan status gizi masyarakat
Indonesia yang dimulai dari kehamilan sampai anak berusia 2 tahun. Diharapkan
dengan berjalannya program ini dapat meningkatkan keadaan gizi anak sehingga
kejadian stunting dapat dihindari. Dalam 1000 pertama kehidupan asupan gizi
bayi harus diperhatikan karena periode ini telah dibuktikan secara
ilmiah merupakan periode yang menentukan kualitas kehidupan. Pemantauan status gizi ibu saat hamil secara berkala
dapat menjadi salah satu langkah dalam pemecahan permasalahan stunting.
Pemantauan dilakukan meliputi asupan yang dikonsumsi ibu dan hal-hal lain yang
diperlukan dalam perkembangan janin sehingga bayi yang dilahirkan tidak BBLR
(Berat Bayi Lahir Rendah). BBLR dapat menjadi faktor penyebab kejadian stunting
pada anak. Dampak dari
BBLR tidak
hanya pada pertumbuhan fisik, atetapi
juga pada perkembangan mental dan kecerdasannya.
Penelitian
Bukti yang diperoleh :
Dilihat dari penelitian yang sudah dilakukan oleh salah
seorang mahasiswa poltekkes kemenkes RI Padang dalam karya tulis ilmiah yang
berjudul “Faktor Risiko Kejadian Stunting Pada Anak Balita di Kenagarian Banai
Kecamatan IX Koto Kabupaten Dharmasraya Tahun 2011”. Dalam KTI tersebut
dijelaskan terdapat hubungan kejadian stunting dengan asupan ibu pada saat
hamil dan pola asuh ibu.
Dari hasil
penelitian tersebut didapatkan data angka kejadian stunting di Kanagarian Banai
Kec.IX Koto Kab. Dharmasraya tahun 2011.
Kejadian stunting
|
n
|
%
|
Stunting
|
75
|
42.1
|
Tidak stunting
|
103
|
57.9
|
Total
|
178
|
100
|
Distribusi
frekuensi konsumsi energi ibu pada saat hamil di Kanagarian Banai Kec.IX Koto
Kab. Dharmasraya tahun 2011.
Konsumsi
Energi
|
Kejadian stunting
|
Total
|
||||
Stunting
|
Tidak stunting
|
|||||
N
|
%
|
N
|
%
|
N
|
%
|
|
Kurang
|
23
|
76.7
|
14
|
46.7
|
37
|
61.7
|
Baik
|
7
|
23.3
|
16
|
53.3
|
23
|
38.3
|
Total
|
30
|
100
|
30
|
100
|
60
|
100
|
Dari tabel menunjukkan bahwa 60 orang balita, lebih dari
separuh anak balita mengalami stunting karena kurangnya konsumsi ibu pada saat
hamil.
Distribusi
frekuensi pola asuh anak balita di Kanagarian Banai Kec.IX Koto Kab.
Dharmasraya tahun 2011.
Kategori pola asuh
|
Kejadian stunting
|
Total
|
||||
Stunting
|
Tidak stunting
|
|||||
N
|
%
|
N
|
%
|
n
|
%
|
|
Kurang
|
23
|
76.7
|
10
|
33.3
|
33
|
55.0
|
Baik
|
7
|
23.3
|
20
|
66.7
|
27
|
45.0
|
Total
|
30
|
100
|
30
|
100
|
60
|
100
|
Dari tabel menunjukkan bahwa dari 60 orang anak balita,
lebih dari separuh anak balita mempunyai pola suh kurang. Anak balita yang
mengalami stunting sebagian besar mempunyai pola asuh kurang.
Dari hasil penelitian yang dilakukan
dapat simpulkan bahwa kejadian stunting terjadi karena faktor konsumsi ibu yang
kurang baik pada saat hamil dan pola suh yang kurang baik.
5. Pembuktian
ide-ide dan menyimpulkan
Dari pembuktian ide-ide yang
telah disebutkan di atas, dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh kurangnya asupan
ibu pada saat hamil dan pola asuh ibu terhadap kejadian stunting pada anak.
Dari teori yang telah dijelaskan dan dari bukti penelitian yang telah
didapatkan maka dapat dibuktikan bahwa kurangnya asupan ibu pada saat hamil
dapat mengakibatkan stunting pada anak. Faktor gizi ibu sebelum dan selama
kehamilan merupakan penyebab tidak langsung yang memberikan kontribusi terhadap
pertumbuhan dan perkembangan janin.
Ibu hamil dengan gizi kurang
akan menyebabkan janin mengalami intrauterine growth retardation (IUGR),
sehingga bayi akan lahir dengan kurang gizi, dan mengalami gangguan pertumbuhan
dan perkembangan atau disebut juga stunting. Pola asuh ibu yang tidak tepat
dapat berakibat pada terganggunya pemberian makanan atau asupan kepada bayi
yang mengakibatkan bayi mengalami permasalahan gizi yang membuat tumbuh kembang
bayi menjadi terhambat dan kekurangan gizi jangka panjang akan mengakibatkan
stunting pada bayi.
Setelah ide-ide pemecahan
masalah dapat dijalankan dengan baik yaitu Penyuluhan kepada ibu hamil tentang pencegahan stunting pada
anak, menerapkan dengan baik program gerakan 1000 hari pertama kehidupan untuk
mencegah terjadinya stunting pada anak di indonesia dan pemantauan status gizi
ibu pada saat hamil secara berkala maka kejadian stunting pada anak dapat
ditanggulangi dan dicegah.
Daftar Pustaka
Nurma, susri
yeni.2011. Faktor Risiko Kejadian
Stunting Pada Anak Balita di Kenagarian Banai Kecamatan IX Koto Kabupaten
Dharmasraya Tahun 2011.Jurusan gizi poltekkes kemenkes padang.